Bareng Belimas, Bareng Begasap

PERIBAHASA.NET –Peribahasa merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya suatu bangsa. Begitu pun dengan peribahasa dari Nusa Tenggara Barat, khususnya peribahasa Sasak yang berbunyi “Bareng Belimas, Bareng Begasap” (bersama-sama membuang air, bersama-sama pula menangkap ikannya).

bareng belimas bareng begasap

A. Makna Harfiah

Secara harfiah, peribahasa ini menyiratkan aksi bersama dalam dua kegiatan yang berbeda: Bersama-sama membuang air, lalu bersama-sama pula menangkap ikannya. Kata “bersama-sama” dalam peribahasa ini menyiratkan makna bekerjasama, gotong-royong, dan kata lain yang maknanya setara. Lalu, apa saja nilai filosofis yang dapat kita gali dari peribahasa Sasak ini?

 

B. Nilai-Nilai Filosofis Peribahasa

1. Kekeluargaan

Kekeluargaan merupakan salah satu nilai utama dalam budaya masyarakat Sasak. Dalam konsep kekeluargaan, setiap individu dianggap sebagai bagian integral dari sebuah kelompok yang lebih besar, yaitu keluarga dan komunitasnya. Kekeluargaan tidak hanya mencakup hubungan darah, tetapi juga hubungan emosional dan sosial yang kuat antara anggota keluarga dan tetangga.

Dalam kehidupan sehari-hari, kekeluargaan tercermin dalam sikap saling peduli, memperhatikan kebutuhan satu sama lain, dan selalu siap membantu dalam kesulitan. Misalnya, ketika ada anggota keluarga atau tetangga yang sedang mengalami masalah, masyarakat Sasak akan bersatu untuk memberikan dukungan moral, materi, dan spiritual.

Selain itu, kekeluargaan juga tercermin dalam adat istiadat dan tradisi yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Upacara adat, acara keluarga, dan tradisi seperti turun temurun merupakan wujud nyata dari kekuatan kekeluargaan dalam mempertahankan identitas budaya masyarakat Sasak.

 

2. Kegotongroyongan

Selain kekeluargaan, kegotongroyongan juga menjadi pondasi utama dalam kehidupan masyarakat Sasak. Konsep kegotongroyongan mengajarkan bahwa individu-individu dalam masyarakat saling bergantung satu sama lain dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam kegotongroyongan, setiap orang diharapkan untuk saling membantu, berbagi pengetahuan dan keterampilan, serta saling mendukung dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini tercermin dalam berbagai aktivitas seperti gotong-royong membersihkan lingkungan, membantu dalam proses panen, memperbaiki fasilitas umum, dan berbagai kegiatan kolektif lainnya.

Keberadaan kegotongroyongan tidak hanya memperkuat hubungan antarindividu, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan solidaritas dalam masyarakat. Dengan bekerja bersama-sama, masyarakat Sasak dapat mengatasi berbagai tantangan dan menghasilkan hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan bersama.

Dengan memahami dan menerapkan nilai kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Sasak dapat memperkokoh identitas budaya mereka dan menciptakan lingkungan yang harmonis serta progresif.

 

3. Kerjasama

Kerjasama adalah pilar utama dalam kehidupan masyarakat Sasak yang memperkuat solidaritas dan memungkinkan pencapaian tujuan bersama. Dalam konteks kerjasama, individu-individu bekerja bersama untuk mencapai hasil yang lebih baik daripada jika mereka bekerja sendiri. Kerjasama bukan hanya tentang membagi tugas dan tanggung jawab, tetapi juga tentang saling mendukung, berkolaborasi, dan menghargai kontribusi masing-masing.

Dalam masyarakat Sasak, kerjasama tercermin dalam berbagai kegiatan sehari-hari, mulai dari kegiatan pertanian, perdagangan, hingga dalam acara adat dan upacara keagamaan. Misalnya, dalam proses bercocok tanam, petani saling membantu dalam proses penanaman, pemeliharaan, dan panen hasil pertanian. Begitu juga dalam aktivitas nelayan, mereka bekerja sama dalam menangkap ikan, berbagi pengetahuan tentang pola migrasi ikan, dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan di laut.

 

4. Solidaritas

Solidaritas merupakan konsep yang erat kaitannya dengan kerjasama dalam masyarakat Sasak. Solidaritas mengacu pada rasa persatuan, kesetiaan, dan saling mendukung di antara anggota masyarakat, terlepas dari perbedaan status sosial, agama, atau suku bangsa. Solidaritas menciptakan ikatan emosional yang kuat di antara individu-individu dalam masyarakat, sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab bersama terhadap kepentingan dan kesejahteraan kelompok.

Dalam praktiknya, solidaritas mendorong masyarakat Sasak untuk saling membantu dalam mengatasi kesulitan dan menghadapi tantangan bersama-sama. Ketika ada anggota masyarakat yang mengalami musibah atau kesulitan ekonomi, solidaritas mendorong orang-orang untuk memberikan bantuan moral, materi, atau dukungan emosional. Bahkan dalam situasi konflik atau perbedaan pendapat, solidaritas memungkinkan masyarakat untuk menyelesaikan perbedaan mereka secara damai dan memperkuat ikatan sosial.

Kerjasama dan solidaritas merupakan dua nilai yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Sasak. Melalui kerjasama, individu-individu bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, sementara solidaritas memperkuat ikatan emosional dan kesetiaan di antara anggota masyarakat. Dengan mempraktikkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Sasak dapat membangun lingkungan yang harmonis, progresif, dan saling mendukung untuk mencapai kemajuan bersama.

 

Baca juga: Alur dengan Mauq Tengkorong Ite Mauq Isi

 

C. Kesimpulan

Dengan demikian, peribahasa Sasak “Bareng Belimas, Bareng Begasap” adalah cerminan dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Sasak yang kaya akan kekeluargaan, kegotongroyongan, dan kerjasama. Pesan yang ingin disampaikan sangatlah jelas: bahwa dalam setiap tindakan bersama, baik dalam kecil maupun besar, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik dan lebih bermakna ketika dilakukan secara bersama-sama.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *