PERIBAHASA.NET –Peribahasa seringkali menjadi cerminan kearifan lokal suatu daerah. Begitu juga dengan peribahasa Lampung yang kaya akan nilai-nilai budaya dan sejarahnya yang dalam. Salah satu peribahasa yang mencerminkan kebijaksanaan dan kearifan lokal Lampung adalah “Nungguk Apui Lem Taneh, Pagun Kenahhan Asek”. Mari kita selami maknanya lebih dalam.
A. Makna Nungguk Apui Lem Taneh Pagun Kenahhan Asek
Terdapat dua pemaknaan yang dapat kita tempelkan ke peribahasa ini, yakni pemaknaan harfiah dan terminologis.
Secara harfiah, peribahasa Nungguk Apui Lem Taneh Pagun Kenahhan Asek berarti “(sekalipun) api dinyalakan di dalam tanah, asapnya tetap membubung (ke permukaan)”. Maknanya, sehebat apapun kita merahasiakan sesuatu, suatu saat ia tetap terbongkar. Tidak ada satu pun rahasia yang selamanya bertahan sebagai rahasia. Waktu punya caranya sendiri membuka atau menyingkap rahasia tersebut
Secara terminologis, peribahasa ini dapat kita pecah menjadi dua bagian, yang tiap bagiannya memiliki pesan yang tertentu. Peribahasa “Nungguk Apui Lem Taneh, Pagun Kenahhan Asek” mengandung makna yang sangat dalam dan sarat dengan filosofi kehidupan. Dalam peribahasa ini, terdapat dua kalimat yang memiliki makna yang saling terkait.
1. Nungguk Apui Lem Taneh
Secara harfiah, kalimat ini dapat diartikan sebagai menunggu apinya hingga menjelma menjadi bara yang membakar tanah. Makna figuratifnya menggambarkan ketekunan dalam menunggu, bersabar, dan bekerja keras hingga mencapai tujuan yang diinginkan. Proses tersebut seperti api yang perlahan berkobar hingga menjadi besar, melambangkan kesabaran dan ketekunan dalam mencapai suatu tujuan.
2. Pagun Kenahhan Asek
Kalimat ini mengandung makna bahwa hasil yang didapat setelah menunggu dan bekerja keras adalah sesuatu yang pasti akan terasa manis. “Pagun” dalam bahasa Lampung berarti buah, sedangkan “kenahhan asek” berarti rasanya manis. Jadi, peribahasa ini mengajarkan kita bahwa hasil dari kesabaran dan kerja keras akan terasa sangat nikmat dan memuaskan.
B. Konteks Sejarah dan Kultural
Lampung, sebagai daerah yang kaya akan sejarah, memiliki latar belakang budaya yang kental, terutama dalam konteks kedatangan Islam di Nusantara. Sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya pada masa lalu, Lampung menjadi saksi peradaban dan perjalanan agama Islam di wilayah ini. Oleh karena itu, banyak peribahasa Lampung yang bernuansa keagamaan dan memuat nilai-nilai keadilan warisan dari Kerajaan Sriwijaya.
C. Implikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Peribahasa “Nungguk Apui Lem Taneh, Pagun Kenahhan Asek” mengajarkan kita pentingnya kesabaran, ketekunan, dan kerja keras dalam meraih tujuan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan dan rintangan yang membutuhkan ketabahan dan kesabaran untuk dapat mengatasinya. Dengan memahami makna peribahasa ini, kita diingatkan untuk tidak mudah menyerah dan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh, karena hasil dari perjuangan kita pasti akan manis dan memuaskan.
D. Penutup
Peribahasa Lampung “Nungguk Apui Lem Taneh, Pagun Kenahhan Asek” mengandung makna yang dalam dan sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal Lampung. Dengan menggali makna peribahasa ini, kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran berharga dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Semoga peribahasa ini dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi kita semua dalam meraih cita-cita dan menghadapi perjalanan kehidupan yang penuh liku.