Rata pe bulung ni salak. Rataan do bulung ni sitorop. Uli pe hata sahalak. Ulian do hata torop

PERIBAHASA.NET –Sebagai salah satu suku keturunan Austronesia yang kaya akan budaya, Suku Batak dari Sumatera Utara telah melahirkan berbagai peribahasa yang tidak hanya kaya akan kata-kata, tetapi juga sarat dengan hikmah dan filosofi kehidupan. Salah satu peribahasa yang mencerminkan kearifan lokal mereka adalah “Rata Pe Bulung ni Salak, Rataan Do Bulung ni Sitorop. Uli Pe Hata Sahalak, Ulian Do Hata Torop”.

rata pe bulung ni salak rataan do bulung ni sitorop

A. Makna Peribahasa

Peribahasa ini merupakan cerminan dari cara pandang dan filosofi hidup masyarakat Batak. Untuk memahami peribahasa ini secara mendalam, mari kita pecahkan setiap kata dan maknanya.

 

1. Rata Pe Bulung ni Salak

Peribahasa ini mencerminkan sebuah konsep tentang keadilan dan kesetaraan di dalam masyarakat. “Rata” dalam bahasa Batak berarti merata atau seimbang. “Bulung” adalah sejenis papan yang digunakan untuk menjemur atau mengeringkan hasil pertanian seperti padi atau kopi. “Salak” adalah sejenis buah yang memiliki kulit yang bergerigi.

Jadi, secara harfiah, peribahasa ini bisa diartikan bahwa kulit salak akan merata di atas bulung. Namun, makna yang tersembunyi di balik peribahasa ini adalah bahwa di dalam masyarakat, semua orang, tanpa memandang status atau latar belakang, seharusnya diperlakukan secara adil dan setara. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain.

 

2. Rataan Do Bulung ni Sitorop

Peribahasa ini menegaskan kembali konsep kesetaraan dan keadilan dalam masyarakat Batak. “Sitorop” adalah sejenis pohon yang biasa tumbuh di daerah Sumatera Utara. “Rataan” merupakan bentuk lain dari kata “Rata”, yang artinya merata.

Jadi, makna dari peribahasa ini adalah bahwa seperti halnya kulit salak yang merata di atas bulung, demikian pula cabang-cabang pohon sitorop yang berada pada ketinggian yang sama. Ini menggambarkan bahwa di dalam masyarakat, semua individu seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, tanpa adanya perbedaan perlakuan atau diskriminasi.

 

3. Uli Pe Hata Sahalak

“Uli” berarti bersatu atau bersama-sama. “Hata” adalah kata dalam bahasa Batak yang berarti bicara atau berkomunikasi. “Sahalak” adalah sejenis pohon yang besar dan kuat.

Peribahasa ini mengajarkan pentingnya komunikasi dan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam masyarakat Batak, kerukunan dan kebersamaan dianggap sebagai kunci keberhasilan. Dengan bersatu dan berkomunikasi, orang-orang dapat mengatasi segala rintangan dan mencapai keberhasilan.

 

4. Ulian Do Hata Torop

“Ulian” merupakan bentuk lain dari kata “Uli”, yang artinya bersatu atau bersama-sama. “Torop” berarti merata atau setara.

Peribahasa ini menguatkan kembali pesan tentang pentingnya kesetaraan dan keadilan dalam masyarakat. Dengan bersatu dan bekerja sama, serta memperlakukan satu sama lain dengan adil, maka masyarakat dapat hidup dalam harmoni dan kesejahteraan.

 

B. Penutup

Dalam keseluruhan, peribahasa ini menggarisbawahi nilai-nilai yang penting bagi masyarakat Batak, seperti keadilan, kesetaraan, kerjasama, dan komunikasi. Dengan memahami dan mengamalkan makna peribahasa ini, bukan hanya masyarakat Batak, tetapi juga kita semua dapat belajar untuk hidup dalam harmoni dan saling menghormati satu sama lain.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *