Karena Mulut, Badan Binaso

PERIBAHASA.NET –Peribahasa memiliki kekayaan nilai dan makna yang terkandung di dalamnya, memberikan wejangan hidup dan pelajaran berharga. Salah satu peribahasa yang mencirikan kearifan lokal Palembang adalah “Karena Mulut, Badan Binaso”. Dalam artikel ini, kita akan merunut dengan cermat makna, nilai, dan pesan yang terkandung dalam peribahasa ini.

karena mulut badan binaso

A. Arti Harfiah

Secara harfiah, peribahasa “Karena Mulut, Badan Binaso” (dikarenakan ucapan, badan/tubuh pun bisa binasa). Arti letterlijk peribahasa Palembang ini secara gamblang memberi pesan bahwa mulut adalah sumber petaka.

Peribahasa ini juga dapat bermakna bahwa perilaku seseorang, terutama yang berkaitan dengan perkataan atau ucapan, dapat membawa konsekuensi atau akibat buruk bagi dirinya sendiri. “Mulut” di sini menjadi representasi dari perkataan atau tutur kata seseorang, sedangkan “Badan Binaso” menggambarkan akibat atau nasib yang tidak menguntungkan.

 

B. Makna Filosofis

Peribahasa ini mengajarkan pentingnya kebijaksanaan dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Kata-kata yang diucapkan dengan sembrono atau tanpa pertimbangan dapat menciptakan situasi yang merugikan. Filosofi ini sejalan dengan ajaran bijak dari budaya Palembang yang menekankan nilai-nilai kearifan lokal.

 

Nilai-Nilai yang Terkandung:

1. Bijak Berbicara

Peribahasa ini menekankan pentingnya berpikir sebelum berbicara. Kata-kata yang keluar dari mulut seseorang memiliki kekuatan untuk membentuk pandangan orang lain terhadap dirinya.

 

2. Tanggung Jawab atas Ucapan

Ucapan tidak hanya merupakan rangkaian kata, tetapi juga merupakan tanggung jawab. Peribahasa ini mengingatkan kita bahwa setiap ucapan membawa konsekuensi, dan kita bertanggung jawab terhadap dampaknya.

 

3. Kesadaran Diri

Menggali makna diri dan memahami dampak perkataan adalah nilai penting dalam peribahasa ini. Kesadaran diri membantu seseorang untuk lebih bijak dalam mengelola komunikasi interpersonal.

 

C. Pesan Moral

Peribahasa “Karena Mulut, Badan Binaso” mengingatkan kita untuk menjaga etika berbicara dan bertindak. Dengan meresapi pesan moralnya, masyarakat dapat membentuk komunikasi yang lebih positif, menciptakan lingkungan yang harmonis, dan mencegah terjadinya konsekuensi buruk akibat perkataan yang tidak bijak.

 

D. Penutup

Peribahasa Palembang “Karena Mulut, Badan Binaso” bukan sekadar rangkaian kata-kata, melainkan cerminan kearifan lokal yang sarat nilai. Dalam era modern ini, di mana komunikasi menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, menggali makna peribahasa ini dapat menjadi landasan untuk membentuk perilaku komunikasi yang lebih baik dan lebih bijak. Dengan memahami dan menginternalisasi pesan yang terkandung, masyarakat dapat menciptakan hubungan yang lebih sehat dan membangun lingkungan sosial yang positif.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *