Purpor Pande Dorpi Jumadihon tu Rapotna

PERIBAHASA.NET –Peribahasa adalah warisan budaya yang kaya akan makna dan hikmah. Begitu pula dengan peribahasa dalam bahasa Batak, salah satu suku keturunan Austronesia yang memiliki warisan lisan yang kaya akan kearifan lokal. Di antara peribahasa-peribahasa tersebut, terdapat satu yang cukup dalam maknanya, yaitu “Purpor Pande Dorpi Jumadihon tu Rapotna”.

purpor pande dorpi jumadihon tu rapotna

A. Makna Peribahasa

Peribahasa ini berasal dari daerah Sumatera Utara, tempat suku Batak berada. Dalam penulisan dan pemahaman peribahasa ini, kita akan menggali makna filosofis yang tersembunyi di dalamnya.

 

1. Makna Harfiah “Purpor Pande Dorpi Jumadihon tu Rapotna”

a. Purpor Pande Dorpi: Menata Hidup dengan Baik

“Purpor Pande Dorpi” mengandung makna tentang pentingnya menata atau mengatur hidup dengan baik. Kata “purpor” dapat diartikan sebagai menata atau menyusun, sementara “pande dorpi” mengacu pada hal yang baik atau benar. Dalam konteks ini, peribahasa ini mengajarkan tentang pentingnya memiliki tata cara hidup yang baik dan benar sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

 

b. Jumadihon: Menjaga dan Menghargai

Kata “jumadihon” dalam peribahasa ini mengandung makna tentang menjaga dan menghargai. Dalam konteks peribahasa ini, “jumadihon” mengajarkan tentang pentingnya menjaga dan menghargai apa yang telah kita miliki. Ini bisa berupa nilai-nilai, harta benda, maupun hubungan sosial yang kita miliki dalam kehidupan.

 

c. Tu Rapotna: Menuai Hasil dari Perbuatan

“Tu rapotna” adalah bagian dari peribahasa ini yang menunjukkan konsekuensi atau hasil dari tindakan atau perbuatan yang telah dilakukan. Dalam konteks ini, peribahasa ini mengingatkan kita bahwa apa pun yang kita lakukan dalam hidup akan berbuah hasil, baik itu hasil yang baik maupun buruk.

Dengan menggabungkan keseluruhan makna dari setiap kata dalam peribahasa ini, kita dapat menyimpulkan bahwa “Purpor Pande Dorpi Jumadihon tu Rapotna” mengajarkan tentang pentingnya menata hidup dengan baik, menjaga serta menghargai apa yang telah kita miliki, dan menyadari bahwa setiap tindakan yang kita lakukan akan berdampak pada hasil yang akan kita dapatkan.

 

2. Makna Terminologis

Dalam buku “Peribahasa Nusantara Bahasa Daerah dari Aceh sampai Papua” (Umar, 2018: 5) disebutkan, “Purpor Pande Dorpi Jumadihon tu Rapotna” berarti kerjaan pembangun dinding (papan) itu menimbulkan kegaduhan; namun, kegaduhan tersebut justru merapatkan (antar-papan).

Makna terminologisnya adalah: bermusyawarah, berdiskusi, berbicara, dan “berdebatlah” dengan orang-orang lain (orang-orang terdekat, sesepuh, atau kepercayaan) sebelum memutuskan sesuatu hal. Dalam bertukar pendapat tersebut, tak jarang memang menimbulkan “kegaduhan” dan silang pendapat. Namun yakinlah bahwa keputusan yang sudah melewati musyawarah adalah keputusan terbaik, sebab keputusan tersebut sudah mendapatkan pertimbangan yang matang dan dari banyak kepala.

 

B. Penutup

Peribahasa ini, dengan demikian, mengandung pesan untuk selalu bertindak dengan bijaksana dan penuh pertimbangan, serta memiliki kesadaran akan konsekuensi dari setiap tindakan yang kita ambil. Dengan memahami dan menghayati makna dari peribahasa ini, kita dapat mengambil hikmah serta pembelajaran untuk menjalani hidup dengan lebih baik dan lebih bermakna.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *